Kisah Mantan Penghuni Kontrakan Kini Punya Rumah di Perkotaan

Kisah Mantan Penghuni Kontrakan Kini Punya Rumah di Perkotaan
Kisah Mantan Penghuni Kontrakan Kini Punya Rumah di Perkotaan

KBI – Sebuah Kisah Mantan Penghuni Kontrakan Kini Punya Rumah di Perkotaan mungkin bisa kamu simak untuk di jadikan motivasi dan semangat untuk tetap berkarya demi masa depan anda.

Dengan segala aktivitas yang di lakukan, bagi Zainul dan Faiza rumah tidak sekadar memberikan manfaat fungsional. Jika di lihat dari tata letak dan dekorasi yang di hadirkan oleh pasangan ini, maka rumah mereka kental dengan nilai estetika.

Rumah Baginya adalah tempat lari dari padatnya aktivitas yang penuh hiruk pikuk. Kembali ke rumah untuk bertemu keluarga, tempat melepaskan semua kepenatan dari kesibukan di rumah yang nyaman.”
– Cerita Rumah Zainul dan Faiza

Ketika keinginan memiliki rumah impian jadi kenyataan, senangnya pasti bukan kepalang. Selain tenang karena punya tempat tinggal, juga bisa menuangkan ekspresi yang selama ini terpendam. Misalnya kebebasan mendekorasi setiap bagian rumah agar nampak cantik, atau bahasa kekiniannya aesthetic.

Hal yang sama juga dialami oleh pasangan Zainul dan Faiza. Begitu kunci rumah yang mereka beli diterima, kedua sejoli ini pun langsung menikmati indahnya melewati hari di rumah yang telah lama diimpikan. Zainul bisa work from home (WFH) dengan nyaman, Faiza mengkreasikan ide-idenya dengan membuat konten yang mengeksplorasi tiap bagian rumah.

Rupanya, Faiza punya bakat mendekorasi rumah. Setiap ruangan rumahnya ‘disulap’ menjadi nampak estetik. Nah, hasil sentuhan tangan Faiza ini bisa di tengok di akun Instagram pribadinya, @faizaaiza.

Kisah Mantan Penghuni Kontrakan

Konten-konten rumah yang ia unggah selalu mendapat like dan comment yang ramai, bahkan banyak yang viral.

Ingin punya rumah yang fasilitas kawasannya lengkap dan ke mana-mana juga gampang, seperti rumah Zainul dan Faiza di Tangerang?

Pasangan Muda dengan Impian Punya Rumah di Perkotaan

Ketika memutuskan untuk membangun mahligai rumah tangga, semua pasangan pasti punya berbagai skala prioritas. Mulai dari yang benar-benar harus dinomorsatukan hingga yang sifatnya bisa ditangguhkan beberapa waktu kemudian. Tinggal di rumah sendiri biasanya masuk dalam daftar prioritas utama bagi mereka yang mulai membina rumah tangga.

Bagi Zainul dan Faiza, upaya untuk hidup mandiri dengan tinggal di rumah sendiri langsung dilakukan tatkala sah menjadi suami istri. Pasangan muda ini tidak butuh waktu lama untuk berpisah dari orang tua masing-masing dan memulai kehidupan baru di rumah sendiri.

Zainul dan Faiza menikah pada tahun 2016. Keduanya lahir dan besar di Surabaya, Jawa Timur.

Namun setahun sebelum menikah, Zainul telah lebih dulu merantau ke Kota Tangerang, Banten.

Di Tangerang, Zainul bekerja di sebuah perusahaan pada divisi IT (information technology) yang sejak pandemi COVID-19 lebih banyak bekerja dari rumah (remote).

Begitu menikah, Zainul mengajak Faiza untuk tinggal di Kota Tangerang. Mereka mengontrak rumah yang tidak jauh dari tempat Zainul bekerja.

Suka duka sebagai pasangan yang beberapa kali sempat merasakan berbagai tipe rumah kontrakan mereka jalani dengan penuh rasa syukur sambil terus memupuk cita-cita untuk memiliki rumah sendiri.

Selang dua tahun menikah, tepatnya 2018, Zainul dan Faiza akhirnya mampu mewujudkan mimpi, yakni membeli rumah sesuai keinginan.

Selama enam bulan masa pencarian, mereka kemudian menjatuhkan pilihan pada rumah tipe 70 dengan luas tanah 88 meter persegi di Cluster Taman Kenari, Cipete, Kota Tangerang.

“Prioritas utama orang yang berumah tangga kan memiliki rumah agar nyaman, privasi terjaga. Sekitar enam bulan masa pencarian akhirnya kami bisa membeli rumah second dengan kondisi yang masih bagus. Rumah impian di wilayah perkotaan,” ungkap Faiza.

Cerita Dapat Rumah di Lokasi Strategis dan Masih Asri

Dapat Rumah di Lokasi Strategis dan Masih Asri
Dapat Rumah di Lokasi Strategis dan Masih Asri

Membeli rumah tentu tidak seperti beli kacang goreng. Baru dilihat, suka, langsung bayar. Keputusan membeli rumah butuh pertimbangan yang sangat matang.

Jika perlu, berdiskusi dulu dengan banyak orang. Dan satu lagi, istilah ‘jodoh-jodohan’ juga menjadi faktor yang membayangi kesuksesan untuk wujudkan rumah idaman.

Di masa kini, berburu rumah idaman juga bukan perkara yang sulit di lakukan. Adanya teknologi digital membuat siapapun yang punya akses internet bisa dengan mudahnya menemukan beragam pilihan rumah idaman.

Mencari rumah dengan berbagai cara demi menemukan yang sesuai kriteria juga dilakoni oleh Zainul dan Faiza.

Sebagai generasi digital savvy alias melek teknologi, Zainul dan Faiza lebih memilih mencari rumah dengan cara berselancar di berbagai platform digital, Rumah.com salah satunya.

“Sekarang kan mudah banget. Tinggal ketik ‘rumah’ di mesin pencari, muncul Rumah.com yang sangat membantu kami memperoleh gambaran harga pasaran rumah di suatu area, fasilitas perumahan, hingga potensinya,” kata Zainul.

Ada banyak aspek yang harus di perhatikan jika ingin membeli rumah second atau rumah bekas.

Zainul dan Faiza sebenarnya sempat kepincut dengan kompleks perumahan yang berlokasi di Kabupaten Tangerang. Di kawasan hunian yang di incar itu ada rumah yang cukup besar dengan harga terjangkau.

Namun saat dicek lebih detail, terutama soal akses jalan dan fasilitas dasar di sekitar perumahan, ternyata masih jauh dari harapan mereka.

“Memang, sih, murah dan besar, tapi jauh dari mana-mana. Rasanya seperti terisolasi dari kota!” seru Faiza.

Kebetulan ada seorang teman mereka yang tinggal di Cluster Taman Kenari memberi informasi ada rumah dijual. Zainul dan Faiza kemudian langsung survei ke perumahan yang dimaksud.

Setelah mereka berdua berdiskusi, mempertimbangkan bermacam aspek, terutama aman dari banjir, mereka memutuskan untuk membelinya.

“Kami senang dengan klasternya, tidak terlalu besar. Terpenting, lokasinya strategis banget di wilayah perkotaan. Dekat dari kantor saya, pintu tol terdekat hanya 10 menit, dan bertetangga dengan perumahan besar.

Meski di perkotaan, suasananya masih hijau asri, dekat dengan danau, banyak pohon sehingga terasa sejuk,” jelas Zainul.

Pengajuan KPR Lancar

Kian hari, harga properti makin melambung sehingga kerap menjadi momok tersendiri, khususnya bagi pasangan muda.

Saat ini banyak yang menyangsikan kemampuan kalangan milenial untuk membeli rumah sendiri dengan berbagai alasan tertentu.

Berita gembiranya, sekarang banyak perbankan malah berlomba-lomba menawarkan program Kredit Pemilikan Rumah atau KPR untuk para milenial.

Tentu saja hal ini menjadi angin sejuk bagi mereka yang hendak memiliki rumah namun terkendala dana.

Bagi Zainul dan Faiza, program KPR dari perbankan menjadi alternatif yang cukup membantu keinginan mereka memiliki rumah.

Dengan sigap, Zainul dan Faiza memanfaatkan fasilitas KPR untuk ‘menambal’ kekurangan biaya dalam pembelian rumah impiannya di Cluster Taman Kenari yang dibanderol sekitar Rp600 juta rupiah.

“Begitu bisa memanfaatkan KPR, kami langsung siapkan dana untuk down payment atau DP sebesar 30 persen dari harga jual rumah. Sisanya, kami cicil dengan tenor selama sepuluh tahun,” terang Zainul.

Di tengah banyaknya pengajuan KPR yang tidak disetujui oleh bank, tidak demikian halnya dengan Zainul dan Faiza. Pasangan yang masih menanti kehadiran si buah hati ini merasa bersyukur permohonan KPR yang mereka ajukan berjalan lancar tanpa kendala berarti.

“Alhamdulillah, pengajuan KPR kami langsung diproses dan sukses. Waktu itu, kami juga langsung melakukan proses balik nama kepemilikan rumah. Jadi, begitu rumah berpindah tangan, sertifikatnya pun sudah atas nama suami,” Faiza menambahkan.

Cerita Beli Rumah Rp 600 Juta di Tawar Rp 900 Juta

Cerita Beli Rumah Rp 600 Juta di Tawar Rp 900 Juta
Cerita Beli Rumah Rp 600 Juta di Tawar Rp 900 Juta

Pertimbangan utama para pencari rumah di sebuah kawasan hunian biasanya perihal fasilitas, akses, keamanan, dan kenyamanan. Kelengkapan fasilitas hunian tentunya bukan sekadar membuat nyaman para penghuninya saja, akses yang mudah dan strategis juga bisa menaikkan nilai jual suatu rumah.

Tentu bukan tanpa alasan Zainul dan Faiza memilih tinggal di Cluster Taman Kenari. Menurut mereka, selain akses yang strategis dan suasananya yang asri, kompleks huniannya juga dekat dengan rumah sakit, sekolah, pasar, supermarket, bahkan kawasan kuliner.

“Kalau fasilitas di klaster kami, keamanan 24 jam kemudian ada balai warga untuk tempat kegiatan. Sementara fasilitas lain cukup dekat dari klaster, misalnya mau ke mall, hanya beberapa menit. Mau ke rumah sakit pun gampang.

Di perumahan Banjar Wijaya juga tersedia fasilitas umum yang bisa diakses dengan mudah,” Faiza merinci soal fasilitas dekat klaster perumahannya.

Lagi cari rumah, ruko, apartemen, atau investasi properti? Pahami potensi wilayahnya mulai dari fasilitas, infrastruktur, hingga pergerakan tren harganya pada laman AreaInsider

Tapi dari semuanya, bagi Zainul dan Faiza ketika mencari rumah paling utama adalah kawasannya harus bebas dari banjir. Mengenai hal yang satu ini, Faiza membagikan trik, “Jangan tanya ke developer karena akan dijawab dengan hal-hal yang positif saja.

Sebelum memutuskan membeli di sini, saya sudah tanya ke beberapa penghuni dan juga para penjaja makanan atau dagangan lain yang sering lewat kompleks,” kata Faiza.

Kenaikan nilai jual rumah rupanya tidak luput dari perhatian Zainul dan Faiza. Mereka mendapati harga-harga rumah di Cluster Taman Kenari merangkak naik setiap tahunnya.

Selisih harga dari awal beli pun tidak tanggung-tanggung, bisa mencapai 30 persen. Jika ditilik dari segi investasi, pergerakan harga yang masif tersebut tentu jadi keuntungan tersendiri dari sisi investasi.

“Ketika jalan tol mulai beroperasi, berasa banget kenaikan harga rumah di sini. Waktu kami beli rumah di sini kan sekitar Rp600 juta rupiah, sekarang harganya sudah sekitar 850 sampai 900 juta rupiah. Kalau untuk investasi, lumayan signifikan pertumbuhannya, bukan?!” tukas Faiza meyakinkan.

Senang bikin Konten Rumah Jadi Tambah Keren

Senang bikin Konten Rumah Jadi Tambah Keren
Senang bikin Konten Rumah Jadi Tambah Keren

Banyak orang langsung melakukan renovasi tatkala membeli rumah, apalagi rumah second. Pada umumnya orang-orang berpandangan bahwa rumah second perlu disesuaikan lagi dengan selera pemilik baru. Ya, selera orang pastinya berbeda-beda, tidak terkecuali dengan tampilan rumah.

Bicara soal renovasi, Zainul dan Fazia tidak lantas melakukan renovasi secara masif terhadap rumah yang baru di milikinya.

Kebetulan, pemilik rumah sebelumnya sangat menjaga bentuk dan tampilan rumah sehingga masih cukup bagus untuk ditinggali.

Namun, pasangan ini sepakat untuk mencat ulang bangunan rumah dengan warna netral untuk menyiasati bentuk rumah sehingga tampak lebih lapang.

“Kami tetap lakukan renovasi, tapi setahap demi setahap. Setelah mengecat ulang, beberapa waktu kemudian mulai merenovasi kamar mandi. Hasilnya saya share di Instagram, eh banyak yang suka dan viral. Berikutnya, kami coba merenovasi bagian taman,” papar Faiza.

Sebagai content creator, Faiza sangat kreatif membuat tampilan rumah terlihat cantik. Wanita yang satu ini terampil memadukan perabotan dengan ruangan yang tersedia. Ditambah lagi pemilihan warna yang tepat, jadilah makin hari rumahnya tambah keren.

Sejak pandemi COVID-19, Zainul membuat ruang kerja yang proper di salah satu sudut rumahnya agar dapat bekerja dengan tenang dan senang.

Kebiasaan bekerja secara remote dari ruang kerja rumahnya rupanya masih berlanjut hingga kini seiring kebijakan perusahaannya yang masih menerapkan aturan WFH.

Itulah cerita perjuangan Zainul dan Faiza yang pernah tinggal di berbagai tipe kontrakan. Kegigihan mereka membuat impian punya rumah di perkotaan jadi kenyataan.

Masih banyak lagi kisah seputar perjuangan mewujudkan mimpi punya rumah sendiri lainnya yang juga tak kalah menginspirasi.

Pos terkait